Nama pamor sangat beragam sesuai bentuk dan kemiripannya dengan alam dan berbagai benda atau mahluk hidup yang ada, sebagai contoh: Pamor Beras Wutah, Pamor Sodo Sakler, Pamor Blarak Ngirid, Pamor Udan Mas, Pamor Rojo Gundolo dan masih banyak yang lainnya. Ada beberapa jenis pamor yang memiliki tuah kurang baik, antara lain: - Pamor Satrio Wirang
Ada yang dari segi Energinya, Khodamnya, Seni Tempanya dan masih banyak lagi alasan, kenapa seseorang sangat senang mengkoleksi pusaka. Dalam buku-buku lama mengenai keris sering dijumpai berbagai istilah untuk menggambarkan keadaan dan penampilan Pamor Keris. Bahasa Jawanya: Wujud semuning pamor.
Keris Pamengkang Jagad memiliki keunikan tersendiri yang membuatnya menjadi senjata yang sangat terkenal. Salah satunya adalah bentuk bilahnya yang melengkung pada bagian pangkal. Selain itu, keris ini juga memiliki pamor adeg wengkon tejo kinurung yang memberikan kekuatan dan kesaktian pada senjata ini. Pamor tersebut merupakan salah satu Prajurit keraton yang sedang bertugas selalu mengenakan keris dengan warangka gayaman. Warangka gayaman Surakarta juga ada beberapa jenis, di antaranya: Gayaman Gandon, Gayaman Pelokan, Gayaman Ladrang, Gayaman Bancigan, Gayaman Wayang . Jenis warangka yang ketiga adalah warangka Sandang Walikat. Bentuknya sederhana dan tidak gampang rusak. Kalau sang empu membuat pamor keris tanpa merekayasa polanya, maka pola pamor yang terjadi disebut pamor tiban. Orang akan menganggap bentuk pola pamor itu terjadi karena anugerah Tuhan. Sebaliknya, jika sang empu lebih dulu membuat rekayasa pla pamornya, disebut pamor rekan [rékan berasal dari kata réka = rekayasa].

Pamor minum darah atau nerjang landep adalah pamor yang 'keluar' dari tepi bilah keris. Dari segi estetika, pamor semacam ini memang kurang enak dilihat. Sebagian pencinta keris di Jawa dan Bugis menganggap pamor ini sebagai pamor yang buruk, karena dipercaya dapat mencelakakan orang lain atau pemiliknya sendiri. Menurut para ahli tanjeg, keris

Perbedaan di antara keris Jogja dan Solo dalam perkembangannya semakin jelas, beberapa pendapat mengemukakan bahwa : 1. Keris buatan Jogja merupakan keris yang mengadopsi gaya Mataram Senopaten dan Mataram Sultan Agung, oleh karenanya lebih sederhana pada hiasan warangka/sarungnya. 2. Sedangkan keris Solo / Surakarta lebih condong pada gaya MOcw.
  • 7eayny5spr.pages.dev/65
  • 7eayny5spr.pages.dev/97
  • 7eayny5spr.pages.dev/171
  • 7eayny5spr.pages.dev/102
  • 7eayny5spr.pages.dev/96
  • 7eayny5spr.pages.dev/196
  • 7eayny5spr.pages.dev/193
  • 7eayny5spr.pages.dev/139
  • 7eayny5spr.pages.dev/301
  • jenis jenis pamor keris dan maknanya